navigasi

Senin, Maret 31, 2008

Iran dan Mesir Mengecam Geert Wilders

Iran dan Mesir bereaksi atas sikap pemimpin partai ekstrim kanan Belanda, Geer Wilders yang meminta melarang Al-Quran di rumah-rumah dan di masjid

Iran dan Mesir mengecam pemimpin Partai untuk Kebebasan PVV, Geert Wilders, yang telah menyerukan pelarangan Al-Quran di Belanda. Menurut kementrian Luar Negeri Mesir, Wilders telah menunjukkan bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang isi Al-Quran.
Selain Mesir, Iran juga bereaksi atas sikap Wilders. Iran mengatakan, pernyataan Wilders itu sangat tidak membangun. Sebab dunia, saat ini membutuhkan ajakan untuk saling mengerti, dialog dan tenggang rasa.
Teheran juga mengeluarkan pernyataannya dalam sebuah siaran pers yang disebarkan oleh kedutaan Iran di Den Haag. Belanda harus mengambil sikap untuk melawan kekuatan yang memecah belah, demikian pernyataan Iran.
Pemerintah Belanda Rabu kemarin telah mengambil jarak terhadap seruan Wilders itu. Kabinet berpendapat, batas-batas kesopanan telah dilanggar oleh Wilders.
Sebagaimana diketahui, ketua partai ekstrim kanan Belanda, Geert Wilders ingin agar Al-Quran dilarang di Belanda. Sikap Geert Wilders ini pertama kali tercetus saat menulis opini di harian Belanda de Volkskrant.
Geert Wilders menyamakan Al-Quran dengan Mein Kampf, buku yang ditulis oleh Adolf Hitler pada tahun 1924. Dalam buku ini, Hitler menguraikan teori politik nasional sosialisme, atau Nazi, anti semitisme dan keunggulan ras Arya. Ketika kaum Nazi menguasai Jerman, dasar-dasar pemikiran seperti itulah, yang mengakibatkan berbagai kesengsaraan dan penderitaan masyarakat Eropa pada zaman Perang Dunia Kedua. Karena itu, kini penjualan buku Mein Kampf dilarang.
Bunyi usul Wilders untuk melarang Al-Quran, isinya justru meminta lebih jauh dari larangan atas Mein Kampf. Wilders ingin melarang pemilikan Al-Quran di rumah-rumah dan masjid-masjid. Dan orang yang melanggar larangan tersebut, harus dihukum, demikian kata ketua fraksi Partai Kebebasan di Belanda ini.
Namun usul untuk melarang Al-Quran yang dilancarkan oleh politikus ekstrim kanan Belanda ini jelas sulit dipahami oleh dunia internasional. [ranesi/hid/www.hidayatullah.com]

Tidak ada komentar: