navigasi

Kamis, Maret 28, 2013

KTH Bina Usaha Masuk Nominasi Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Tahun 2012


Lahan eks tambak udang terlantar sudah berubah ujud jadi hutan mangrove berkat kerja keras KTH Bina Usaha yang sangat peduli dengan lingkungan hidup

Pangkalansusu (Telukharunews) – Kelompok Tani Hutan “Bina Usaha” Pangkalansusu masuk nominasi untuk mengikuti lomba penghijauan dan konservasi alam wana lestari tahun 2012. Ungkap  Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dishutbun Langkat, Ika Herawati S.Hut kepada Telukharunews, Rabu (30/5/2012).
Pemandangan hutan mangrove di lihat dari menara pengawas
Menurut Ika yang saat itu didampingi 3 org staf Dishutbun lainnya (Asinullah, Indra Bakti dan Ceria Aprilliana S.Hut), selain keberhasilan KTH(Kelompok Tani Hutan) “Bina Usaha”  menanam Satu Juta pohon mangrove di areal seluar lebih kurang 100 hektar sejak tahun 2007 di Desa ‘Pantai’ Pangkalansiata, Kecamatan Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, juga sistem administrasi/manajemennya sudah nyaris sempurna.
Kagum dengan apa yang sudah dilakukan oleh KTH Bina Usaha di Desa Pangkalansiata.
“KTH Bina Usaha Pangkalansusu kami nilai sudah sepantasnya dimajukan sebagai peserta Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Tingkat Nasional Tahun 2012 di Jakarta,” kata Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dishutbun Langkat, Ika Herawati S.Hut.
Pemandangannya cukup bagus di kawasan hutan mangrove KTH Bina Usaha Pangkalansusu 
Pertimbangan untuk mencalonkan KTH Bina Usaha setelah Tim Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dishutbun Langkat melakukan peninjauan langsung ke kawasan  resforest  mangrove  di atas lahan bekas tambak udang yang ditelantarkan warga pemilik lahan.
Meniti untuk lakukan investigasi di kebun mangrove KTH Bina Usaha.
Menurut Ka. KTH Bina Usaha, Anwar alias Kha Hwa yang saat itu didampingi oleh Sunanto alias Wicin (Sekretaris), dan Lia Zainal (Bendara) kepada Tim Dishutbun Langkat, sebagai generasi ketiga pengumpul arang yang cinta terhadap kelestarian hutan mangrove, maka ia tidak segan melakukan investasi diatas angka Rp500 juta dengan modal sendiri hanya untuk menghutankan kembali lahan telantar bekas tambak yang dibelinya dari warga masyarakat setempat.
Menelusuri jalan di atas benteng eks tambak di barisan rimbunannya pohon mangrove yang di kiri jalan ada paluh sungguh mengasyikkan dan letih alibat berjalan jauh jadi sirna.
“Dulu kita diberi  ‘makan’ oleh bakau, maka sekarang giliran kita untuk melestarikan hutan mangrove yang nyaris punah,” kata Kha Hwa.
Istirahat sejenak dari sengatan matahari siang di dalam hutan mangrove 
Atas kepedulian tersebut beberapa tahun lalu Kha Hwa telah menerima penghargaan Kalpataru dari Bupati Langkat, H.Ngoges Sitepu, SH.
Ka.Seksi Rehabiilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dishutbun Langkat berdialog dengan pengurus KTH Bina Usaha Pangkalansusu di bawa naungan pohon mangrove

Menurut penilaian Asinullah dan Indra Bakti kawasan kebun bakau yang dikelola oleh KTH Bina Usaha sudah perlu dipertimbangkan untuk dijadikan Kawasan Wiasata Hutan Mangrove di Kabupaten Langkat mengingat jalan untuk menuju ke kawasan harus melalui paluh Sungai Serai yang sangat indah pemandangannya.
Kha Hwa diabadikan di bawah rerimbunan pohon mangrove
Tambak yang terlantar sudah jadi hutan bakau/mangrove
Freddy and Lia


Source : Lie's Mangrove