FLU tergolong penyakit yang mestinya dapat dicegah. Banyak kasus flu
yang sebetulnya tak perlu diderita hanya karena lalai atau mungkin tidak
tahu cara mencegahnya.
Jangan anggap enteng flu. Khusus bagi yang sudah berusia lanjut,
serangan flu umumnya lebih berat dibanding bila menimpa mereka yang
lebih muda. Selain karena sistem kekebalan tubuh mereka yang memasuki
usia uzur sudah kian menurun, tipe virus flu yang masuk ke dalam tubuh
juga belum tentu sama.
Kita mengenal tiga keluarga besar tipe virus flu (tipe A, B, dan C).
Masing-masing tipe punya sekian banyak anggota keluarganya sendiri.
Virus flu burung H5N1, misalnya, tergolong dalam keluarga besar virus
flu tipe A. Sekerabat dengan itu kita mengenal juga strain virus H3N2
(Shangdong dan Beijing), H1N1 (Texas dan Singapura), dan banyak lagi
lainnya, selain tipe B Panama dan Yamagata.
Perangai anggota keluarga masing-masing tipe virus flu juga tidak
sama derajat keganasannya. Ada yang jinak, ada pula yang ganas luar
biasa. Flu yang lazim menyerang penduduk Eropa, misalnya, tidak seperti
di Indonesia, umumnya tergolong jenis virus flu yang ganas, dan sering
amat mematikan. Wabah flu awal abad XX di Spanyol, menelan ratusan ribu
korban tewas.
Oleh karena tidak semua virus, termasuk virus flu, ada obat antinya,
kunci pamungkas mencegah virus flu masih tetap hanya ada dua cara, yakni
dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi kemungkinan tubuh
dimasuki oleh virus.
Di bawah ini beberapa tip bagaimana agar flu yang mengancam di musim
penghujan ini tidak sampai menimpa kita. Apa sajakah yang perlu
dikerjakan?
1. Minta vaksin flu. Bagi yang sudah uzur dianjurkan
untuk mendapatkan suntikan vaksin flu selama musim flu datang. Namun,
tidak semua jenis virus bisa ditangkal dengan vaksin flu.
Dari waktu ke waktu vaksin flu disempurnakan dengan kandungan
jenis-jenis vaksin oleh tipe virus flu yang tengah menimbulkan wabah.
Namun, selain berbeda tipe virusnya, bukan kejadian jarang muncul jenis
virus yang lolos dari upaya penangkalan, saking beragamnya jenis dan
strain virus flu yang ada. Belum lagi kemungkinan virusnya berubah
tabiat (mutasi), sehingga sebuah vaksin menjadi tak lagi poten
menangkalnya.
2. Jauhi diri dari paparan dingin. Orang Barat
menjuluki flu sebagai catch cold atau terpapar dingin. Memang, semakin
lama dan sering tubuh terpapar yang serba dingin (udara, air mandi,
ruangan berpendingin, minuman dingin, angin), semakin lemah ketahanan
tubuh, dan kian rentan untuk gampang terserang virus (apa saja).
Kita tahu, bibit penyakit virus hanya bisa dilawan dengan
mengandalkan daya tahan tubuh. Kalau daya tahan menurun, pertahanan
tubuh akan jebol, dan flu atau penyakit oleh virus lainnya berpotensi
bakal menjangkiti. Hanya bila pertahanan tubuh kokoh saja, virus yang
sudah masuk ke dalam tubuh akan bisa ditumpas dan orang batal jatuh
sakit flu.
Itu sebab selama tubuh hanya ditumpangi oleh virus flu saja,
pemberian obat antibiotika, yang paling kuat sekalipun, menjadi mubazir
karena virus tak bisa ditumpas oleh antibiotika jenis dan generasi apa
pun. Selain sia-sia mengeluarkan uang untuk yang tak perlu, tubuh sudah
dibebani oleh efek samping antibiotikanya.
Kasus flu sejatinya tidak perlu diberi antibiotika. Di Indonesia, flu
umumnya dianggap penyakit enteng. Orang masih tetap melakukan aktivitas
hariannya di kantor, sekolah, dan kegiatan luar rumah lainnya.
Penyakit flu yang tadinya hanya dihuni oleh virus saja, akibat tubuh
dalam kondisi sudah diperlemah oleh serangan virus, bibit penyakit lain
akan mudah ikut mendompleng memasuki tubuh, lalu muncul penyakit baru.
Dengan cara itu, penyakit flu di Indonesia umumnya sering
berkepanjangan, dan malah bisa berkomplikasi.
Tidak jarang flu berkembang menjadi infeksi THT lain (infeksi
tenggorok, kerongkongan, hidung, atau congekan), selain kemungkinan
terinfeksi oleh kuman pendompleng yang memasuki paru-paru juga
(bronchopneumonia, pneumonia).
Itu pula alasan kenapa mereka yang sedang flu sebaiknya tinggal di
rumah. Selain berpotensi merugikan diri sendiri, dalam keadaan flu
berada di luar rumah akan menyebarkan virusnya ke udara di sekitar
pasien, terlebih bila berada di ruangan (yang dirancang tertutup tak
berventilasi) berpendingin.
3. Perkuat tubuh. Dengan beristirahat dan menu
bergizi tinggi selama musim hujan, tubuh diperkuat ketahanannya. Selain
dengan cara menghangatkan tubuh (minum hangat, mandi hangat, balur obat
gosok), pilih pula menu bergizi tinggi, khususnya berpotein tinggi
(telur, susu, daging), tak cukup menu sayur-mayur belaka (sayur bening).
Orang Barat biasa menghidangkan sup ayam hangat selama tubuh terpapar
di udara dingin. Hindarkan mandi hujan, embusan angin, berada di udara
terbuka. Buat kita dapat memilih minuman penghangat badan (wedang jahe,
bandrek, bajigur, atau sekoteng), khususnya sehabis tubuh mandi hujan,
berenang dingin, wisata pantai.
4. Hindari pergi ke tempat-tempat keramaian. Selagi musim
hujan, dan banyak orang sedang sakit flu, sebaiknya tidak bepergian ke
tempat-tempat keramaian kalau tidak perlu sekali. Kalau bisa ditunda
sebaiknya tidak mengunjungi pasar tradisional, supermarket, mal,
bioskop, terminal, stasiun, ruang tunggu puskesmas, rumah sakit,
sekolah, ruang pesta. Di tempat-tempat orang berkerumun, virus flu,
termasuk jenis virus lain, terbang bertebaran di udara, dan hidung kita
menghirup udaranya.
5. Kurangi rokok dan alkohol. Kedua jenis zat ini
berpotensi menurunkan ketahanan tubuh. Merokok melukai selaput lendir
saluran napas, sehingga menjadikan saluran napas lebih rentan dimasuki
virus. Ruangan yang berasap rokok, memperlemah kondisi saluran napas
orang-orang yang menghirupnya juga (passive smoker).
6. Rajin basuh tangan dengan sabun. Tangan dan
jemari kita dapat menjadi sumber pemindahan virus yang melekat dari
lingkungan tempat kita melakukan aktivitas, seperti kantor, sekolah, dan
kamar kecil di tempat-tempat umum. Studi tentang ini sudah dikerjakan
sewaktu SARS mewabah dulu.
Tangan kita tentu bersentuhan dengan pegangan pintu kamar mandi,
pintu mobil, tombol lift, gagang telepon, lembaran atau kepingan uang,
permukaan meja, kursi, dan segala yang disentuh banyak orang. Dari sana
virus yang sudah mencemari segala yang disentuh (oleh pengidap flu) bisa
berpindah ke jemari tangan kita.
Pengidap flu perlu tahu diri untuk tidak seenaknya bersin dan
batuk-batuk di rungan yang banyak orangnya, selain sepatutnya rajin
membasuh tangan juga (sebab pasti sudah memegang liang hidung dan
mulutnya yang bervirus).
Orang lain yang berdekatan dengan pasien flu, berbicara, dan terancam
cemaran virusnya, perlu lebih sering membasuh tangan, dan tidak
sembarang memegang hidung (mengupil, membersihkan liang hidung), atau
mulut. Biasakan menggunakan saputangan, atau tisu, untuk membersihkan
liang hidung atau mulut. Lewat kedua liang itulah virus flu akan
memasuki tubuh, termasuk virus flu burung (avian influenzae).
7. Membersihkan liang hidung setiap pulang bepergian. Ya,
selama bepergian ke luar rumah, terlebih selama musim flu berjangkit,
nyaris tak ada udara yang tidak tercemar virus flu, terlebih di
lingkungan yang ada pasien flu. Hampir pasti udara yang kita hirup
selama di luar rumah, ada virus flunya. Termasuk bila di rumah ada yang
sedang sakit flu.
Bagaimanapun keadaannya, jauh lebih baik bila segera membersihkan
liang hidung dengan sabun, setiap kali pulang bepergian, sambil
berulang-ulang dengan cara sekuat-kuatnya mengembus-embuskan udara
hidung selama dibersihkan. Dengan cara demikian sekurang-kurangnya
gerombolan virus yang mungkin sudah mengendon di situ akan terpelanting
keluar dari liang hidung sebelum sempat bersarang, dan berbiak.
8. Berkumur-kumur, dan tidak kurang tidur. Virus flu
memasuki tubuh lewat liang hidung dan rongga mulut. Selain saluran
hidung harus terjaga bersih, mulut pun perlu kokoh pertahanannya. Untuk
itu ada baiknya lebih sering berkumur.
Selain bisa memilih seduhan daun sirih (ada daya antisepsisnya),
dapat juga memakai obat kumur yang dibeli bebas di apotek. Dengan cara
demikian kita berupaya mengenyahkan bibit penyakit yang mungkin sudah
mulai mengendap di rongga mulut, termasuk bila yang masuk virus flu.
Selain berkumur, tentu menggosok gigi, khususnya sebelum tidur malam.
Rongga mulut yang kotor juga memperlemah ketahanannya. Terlebih pada
mereka yang sudah tidak memiliki amandel (kelenjar tonsilnya sudah
diangkat), sehingga tak punya pasukan penjaga rongga mulutnya dari
ancaman bibit penyakit. Termasuk mereka yang gigi-geliginya sudah
keropos, terinfeksi, dan membusuk akar giginya. Mereka lebih rentan
terinfeksi rongga mulutnya.
9. Lakukan olah napas. Ya, daya tahan tubuh juga
membutuhkan asupan oksigen yang lebih penuh. Upaya olah napas, yakni
dengan cara menghela napas (di udara segar terbuka) seberapa dalam kita
mampu, dan menahannya seberapa lama kita bisa, akan lebih membugarkan
paru-paru. Paru-paru yang bugar, yang lebih deras aliran darahnya, dan
meningkat sistem kekebalan lokalnya, akan lebih diberdayakan untuk mampu
mengenyahkan bibit penyakit.
Untuk menyempurnakan hasil olah napas, sertai pula dengan gerak badan
yang memadai seperti berjalan kaki dan bersenam. Faktor stres fisik,
selain stres mental, juga menambah rentan tubuh seseorang terserang
virus flu. Keletihan yang berlebihan (akibat bekerja maupun latihan
fisik) tidak dianjurkan selama musim flu.
10. Cukup tidur dan tidak begadang. Tantangan orang sekarang
adalah acap tergoda oleh begitu banyak iming-iming tontonan televisi,
hiburan, dan kegiatan bareng di luar rumah di waktu jeda.
Salah satu ancaman penyakit yang banyak menimpa orang sekarang sering
sebab kekurangan waktu jeda. Sudah letih di kesibukan siang hari,
malamnya sering kurang waktu tidur. Alih-alih sempat tidur siang
(seperti orang dulu), tidur malam juga sering tak memadai.
Kondisi kurang jeda, kurang tidur, dan tidur pun tidak nyenyak (sebab
stres, terlampau letih), yang menambah rentan tubuh diserang virus
umumnya, virus flu khususnya.
Bila mulai terasa badan mulai pegal-pegal, kepala pening, mata terasa
panas, mulai bersin dan batuk-batuk kecil, kemungkinan gejala awal flu.
Itulah saatnya langsung minum obat flu merek apa saja, dan tidur
setelah makan sup atau minuman hangat. Biasanya dengan cara itu flu
batal muncul.
Namun, obat warung tidak kuasa menahan laju perjalanan penyakit flu
bila sudah telanjur berat. Percuma terus mengonsumsi obat flu saja bila
flu sudah lebih dari seminggu, dan gejalanya bertambah berat. Lendir
yang semula bening encer sudah berubah kental berwarna, itu berarti flu
sudah ditunggangi oleh bibit penyakit lain. Inilah saatnya obat flu
perlu didampingi oleh antibiotika.
Di zaman semakin banyak hiburan tengah malam, coba untuk tidak selalu
mengikuti kata hati, kendatipun demi si jantung hati. Mereka yang
tengah mengidap penyakit menahun (kencing manis, gagal ginjal, penyakit
jantung, kanker) tentu lebih lemah dibanding orang normal.
sumber:
kompas.com