Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Raja Sapta Oktohari menuturkan kondisi ini terjadi karena bank kurang dapat membantu sektor perindustrian untuk memberikan bantuan kredit. Perbankan di Indonesia dinilai paling mengambil untung besar dengan memasang bunga yang sangat tinggi.
"Perbankan itu lambat merespon pengusaha-pengusaha industri dalam pengajuan kredit, pengusaha awal khususnya," tutur Raja Sapta kepada detikFinance, Jumat (20/4/12).
Menurutnya suku bunga tinggi dan prosedur yang kompleks bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor industri. "Bunganya tinggi, jadi pengusaha sulit untuk mengajukan kredit, belum lagi prosedur yang ribet. Untuk bikin PT itu kurang lebih 6 bulan," paparnya.
Lebih jauh lagi ia mengatakan sekarang ini, bank-bank milik pemerintah lebih banyak memikirkan keuntungan pribadinya dengan menaikan suku bunga. Padahal menurut Sapta bank-bank pemerintah itu seharusnya membantu sektor investasi agar dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
"Bank-bank plat merah harus menjadi pelaku investasi juga, jangan cuma mikirin keuntungannya aja, cuma bunganya aja. Seharusnya bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Kalau bank plat merah udah kaya gitu, bank swasta juga pasti ngikutin," sambungnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Forbes merilis ada 10 perusahaan di Indonesia yang masuk ke dalam 2000 perusahaan paling untung di dunia.
Berikut daftar 10 perusahaan paling untung di Indonesia yang masuk dalam daftar 2.000 perusahaan paling untung versi Forbes:
- Nomor 479, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dengan omzet US$ 5,9 miliar, dengan keuntungan US$ 1,7 miliar, dan aset US$ 51,5 miliar
- Nomor 488, PT Bank Mandiri Tbk dengan omzet US$ 6 miliar, keuntungan US$ 1,3 miliar, dan aset US$ 60,4 miliar
- Nomor 700, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan omzet US$ 3,1 miliar, keuntungan US$ 900 juta, dan aset US$ 35,9 miliar
- Nomor 726, PT Telekom Indonesia Tbk (Telkom) dengan omzet US$ 7,6 miliar, keuntungan US$ 1,3 miliar, dan aset 11,1 miliar
- Nomor 969, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dengan omzet US$ 3,1 miliar, keuntungan US$ 600 juta, dan aset 32,9 miliar
- Nomor 1.351, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan omzet US$ 2,2 miliar, keuntungan US$ 700 juta, dan aset US$ 3,5 miliar
- Nomor 1.399, PT Gudang Garam Tbk dengan omzet US$ 4,2 miliar, keuntungan 500 juta, dan aset US$ 3,4 miliar
- Nomor 1.636, PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan omzet uS$ 2,4 miliar, keuntungan US$ 400 juta, dan aset US$ 15,6 miliar
- Nomor 1.674, PT Semen Gresik Tbk dengan omzet US$ 1,6 miliar, keuntungan US$ 400 juta, dan aset US$ 1,7 miliar
- Nomor 1.898, PT Bumit Resources Tbk dengan omzet US$ 4,4 miliar, keuntungan US$ 300 juta, dan aset US$ 8,8 miliar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar