navigasi

Jumat, Februari 15, 2008

Prinsip Jepang

Setelah Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak terkenabom atom sekutu (Amerika), Jepang pelan tapi pastiberhasil bangkit. Mau tidak mau harus diakui saat ini Jepang bersama China dan Korea Selatan sudah menjel mamenjadi macan Asia dalam bidang teknologi dan ekonomi.

10 resep yang membuat bangsa Jepang bisa sukses seperti sekarang. Tentu rumusan ini di beberapa sisi agak subyektif, hanya dari pengalaman hidup, studi, bisnis dan bergaul dengan orang Jepang di sekitar perfecture Saitama, Tokyo, Chiba, Yokohama.

Intinya kita mencoba belajar sisi Jepang yang baik yang bisa diambil untukmembangun republik ini.

Kalau ditanya apakah semua sisi bangsa Jepang selalu baik, tentu jawabannya tidak. Banyak juga budaya negatif yang tidak haruskita contoh ;)

1. KERJA KERAS
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis(1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untukmembuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan”di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebuttermasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Dikampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnyapagi ;) ), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan.Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkinhanya ada di Jepang. Sebagian besar literaturmenyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnyakebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

2. MALUMalu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsaJepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisauke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaituketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke duniamodern, wacananya sedikit berubah ke fenomena“mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri,politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi ataumerasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnyamungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuhdiri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas.Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senangmemilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi dibelakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan.Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentukantrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan,pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nontonsepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toiletumum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggugiliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabilamereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudahmenjadi kesepakatan umum.

3. HIDUP HEMATOrang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalamkeseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ininampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awalmulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-herandengan banyaknya orang Jepang ramai belanja disupermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punyaselidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwasupermarket di Jepang akan memotong harga sampaiseparuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelumtutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepangrata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalahpara ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menujutoko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebihmurah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yangtidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapikarena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untukbepergian. Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapapemanas ruangan menggunakan minyak tanah yangmerepotkan masih digandrungi, padahal sudah cukupdengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannyaternyata satu, minyak tanah lebih murah daripadalistrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepedatua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswa nya.

4. LOYALITASLoyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaanberjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbedadengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarangorang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Merekabiasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampaipensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepangyang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate,yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuaidengan bidang garapan (core business) perusahaan. KotaHofu mungkin sebuah contoh nyata. Hofu dulunya adalahkota industri yang sangat tertinggal dengan pendudukyang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetapbertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya komitmenbersama untuk bekerja keras siang dan malam akhirnyamengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkansaat ini kota industri terbaik dengan produksikendaraan mencapai 160.000 per tahun.

5. INOVASIJepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepangmempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dankemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati olehmasyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yangmengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. CasseteTape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki olehperusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasilmengembangkan dan membundling model portable sebagaisebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalahAkio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu.Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 modelwalkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empatjuga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimilikiorang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinyabisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yanglebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan jugarelatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudahdirawat dan lebih hemat bahan bakar. PerusahaanMatsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan“maneshita” (peniru) punya legenda sendiri denganmesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide dari seorangengineernya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatifuntuk meniru teknik pembuatan roti dari sheef di OsakaInternational Hotel, menghasilkan karya mesin pembuatroti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenalitu.

6. PANTANG MENYERAHSejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yangtahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahundibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akseske luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalamteknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin)datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadifast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidakmembuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimporminyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85%sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasukIndonesia. Kabarnya kalau Indonesia menghentikanpasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akangelap gulita :) Rentetan bencana terjadi di tahun1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki,disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahidengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. TernyataJepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnyaJepang sudah berhasil membangun industri otomotif danbahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukupmenakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yangusahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnisperalatan elektronik di tahun 1945 masih mampumerangkak, mulai dari nol untuk membangun industrisehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. AkioMorita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketikamenawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil keberbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda denganSony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu danteori dimana orang harus belajar dari kegagalan inimulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku(ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebihjauh tentang ini :)

7. BUDAYA BACAJangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk kedensha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnyabaik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku ataukoran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yangmemanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyakpenerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar)untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMPmaupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsbdisajikan dengan menarik yang membuat minat bacamasyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahasmasalah komik pendidikan di blog ini. Budaya bacaorang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam prosespenerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris,perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legendapenerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan danterus berkembang sampai jaman modern. Biasanyaterjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalambeberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. Sayabiasa membeli buku literatur terjemahan bahasa Jepangkarena harganya lebih murah daripada buku asli (bahasainggris).

8. KERJASAMA KELOMPOKBudaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasikerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik.Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukanuntuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidakhanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan labpenelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas matakuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerjadalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesarorang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professorJepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika,hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisamengalahkan 10 orang professor Jepang yangberkelompok”. Musyawarah mufakat atau sering disebutdengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok.Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. MANDIRISejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri.Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakanmasuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tasbesar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makansiang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotolbesar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochiensetiap anak dilatih untuk membawa perlengkapansendiri, dan bertanggung jawab terhadap barangmiliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliahhampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orangtua. Teman-temen seangkatan saya dulu di SaitamaUniversity mengandalkan kerja part time untuk biayasekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisanuang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itunanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. JAGA TRADISIPerkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuatbangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budayaperempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masihada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masihmenjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari andanaik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , makajangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang mintamaaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatifmenghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapattawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hatidalam pergaulan dengan orang Jepang karena ”hai” belumtentu “ya” bagi orang Jepang ;) Pertanian merupakantradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingankeras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yangmurah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepanguntuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yangdijadikan lahan pertanian mendapatkan penguranganpajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lainuntuk orang-orang yang masih bertahan di duniapertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yangtertinggi di dunia.Mungkin seperti itu 10 resep sukses yang bisa sayarangkumkan. Bangsa Indonesia punya hampir semua reseporang Jepang diatas, hanya mungkin kita belummengasahnya dengan baik. Di Jepang mahasiswa Indonesiatermasuk yang unggul dan bahkan mengalahkan mahasiswaJepang. Orang Indonesia juga memenangkan berbagaiaward berlevel internasional. Saya yakin ada faktor“non-teknis” yang membuat Indonesia agak terpurukdalam teknologi dan ekonomi. Mari kita bersama mencarisolusi untuk berbagai permasalahan republik ini. Danterakhir kita harus tetap mau belajar dan menerimakebaikan dari siapapun juga.Tetap dalam perdjoeangan !

source: romisatriawahono. net

Tidak ada komentar: