Jakarta - Meski sebagian saham Mobile-8 Telecom telah diakusisi pemilik Smart Telecom, namun kedua operator seluler berbasis teknologi jaringan CDMA itu tidak akan dilebur jadi satu.
Merza Fachys, yang kembali dipercaya untuk memimpin Mobile-8 sebagai Presiden Direktur dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), menegaskan demikian.
"Mobile-8 dan Smart akan tetap jalan sendiri-sendiri, " ungkapnya kepada detikINET di Jakarta, Kamis (12/11/2009) .
"Namun, secara bertahap kita akan kembangkan sinergi yang saling menguntungkan dengan Smart, terutama hal-hal yang dapat menurunkan cost. Bagi Mobile-8, hal ini merupakan pengurangan kerugian," paparnya lebih lanjut.
Langkah strategis yang akan ditempuh manajemen kedua operator ini adalah mengoptimalkan fasilitas dan sumber daya yang bisa digunakan bersama. "Apa saja resources dan fasilitas yang bisa dipakai berdua akan kita maksimalkan. "
Merza pun menampik wacana yang mengatakan, Mobile-8 akan diminta mengoptimalkan empat kanal frekuensi 800 MHz untuk layanan seluler dan fixed wireless access (FWA), dan Smart yang beroperasi sendirian di pita 1900 MHz khusus untuk akses data pita lebar saja.
"Sinergi menguntungkan yang akan kami lakukan bukan berarti Smart hanya data dan Mobile-8 hanya voice saja," tandas dia.
Mobile-8 saat ini memiliki total tiga juta pelanggan untuk seluler Fren, FWA Hepi, dan mobile broadband Mobi. Sedangkan Smart memiliki dua juta pelanggan yang 10% di antaranya pelanggan aktif layanan data.
Smart sendiri belum lama ini telah menyelenggarakan layanan BlackBerry berbasis CDMA pertamanya di Indonesia. Sedangkan Mobile-8 baru akan memasarkan layanan BlackBerry CDMA-nya mulai 2010 mendatang. ( rou / faw )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar