navigasi

Jumat, Agustus 29, 2008

Nanggröe Aceh Darussalam Lain-lain Mancanegara Ekonomi & Keuangan Olahraga Kartun Pak Tuntung Arsip Berita Tanggal: Bulan: Tahun: Be

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantah pernyataan mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang menyebutkan dirinya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla turut menentukan harga jual ekspor gas dari lapangan gas Tangguh, Papua.

"Jangan sebarkan berita yang membuat rakyat menjadi bingung yang menyebutkan SBY dan JK ikut menentukan harga. Itu tidak benar," kata Presiden Yudhoyono dalam Sidang Kabinet Paripurna di kantor presiden, Jakarta, Kamis.

Menurut presiden, jika dirinya dan wapres JK turut menentukan harga ekspor gas Tangguh tidak mungkin pada saat ini pemerintah akan melakukan renegosiasi kontrak jual gas tersebut dengan perusahaan China.

Sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kesempatan yang sama mengatakan kontrak penjualan gas Tangguh ke China dilakukan pada tahun 2002 dan pada saat itu presiden Megawati tidak pernah mengajak bicara dirinya dan presiden Yudhoyono.

"Kami tidak pernah diajak bicara waktu itu. Pada saat kami menjadi Menko Polkam dan Menko Kesra, kami juga tidak ingin mencampuri urusan beliau (Megawati)," kata Jusuf Kalla.

Wapres menilai harga penjualan gas Tangguh merupakan kontrak penjualan gas yang terjelek dan terparah dalam sejarah perminyakan di Indonesia.

Menurutnya dengan harga 3,2 dolar AS/MMBTU maka harga itu masih 1/6 di bawah harga pasar.

Dengan demikian, lanjut dia, dalam setahun hanya didapat 600 juta dolar AS, padahal dengan harga pasar saat ini bisa mendapat 3,6 miliar dolar AS.

"Kita kehilangan kesempatan pendapatan tiga miliar dolar AS per tahun sehingga kalau dikali dengan masa kontrak 20 tahun, kehilangannya sekitar Rp75 triliun. Ini semua akibat salah mengatur kontrak yang sudah kita keluarkan dalam peraturan yang dibuat pemerintah," ungkapnya.

Sebelumnya mantan presiden Megawati juga menyebutkan bahwa SBY dan JK ikut terlibat dalam penentuan harga gas Tangguh ke China. (Ant)

SBY Semprot Tiga Pejabat Negara Saat Sidang Kabinet

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah bukan kepalang. Ia membentak tiga pejabat negara yang asyik ngobrol. Ia tersinggung para pejabat itu tidak serius mendengarkan ucapannya.

Peristiwa itu terjadi saat SBY memberikan pengarahan dalam Sidang Kabinet di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).

Dalam sidang itu dibahas antara lain tentang kontrak ekspor liquefied natural gas (LNG) Tangguh yang akan dinegosiasikan dengan pemerintahan China.

Awalnya suasana pengarahan itu tenang-tenang saja. SBY memulainya dengan memberikan penjelasan LNG. Setelah SBY, giliran Wapres Jusuf Kalla (JK) yang memberikan penjelasan.

JK menceritakan pertemuannya dengan Presiden China Hu Jintao dan membahas LNG Tangguh tersebut. Setelah JK selesai bercerita, SBY memberikan kesimpulan.

Di sela-sela menyampaikan kesimpulan itu, tiba-tiba SBY menunjuk ke tiga pejabat negara. Pejabat itu diketahui sedang asyik ngobrol.

"Hai jangan ngobrol sendiri! Dengarkan! Jangan berbicara sendiri dong! Coba sini, ini masalah penting!" ucap SBY.

Belum dapat dipastikan siapa yang dimarahi SBY. Namun bila dilihat dari arah tangan SBY sepertinya menunjuk ke Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, Kepala BKPM M Lutfi, dan Kepala BPS Rusman Heriawan.

Suasana pun menjadi hening. Beberapa pejabat yang ditunjuk itu langsung diam. Kemudian SBY kembali melanjutkan ucapannya. Dia mengatakan kasus LNG Tangguh ujian di pemerintahannya.

"Mari kita jadikan ini sebagai pelajaran yang baik. Saya ajak kepada semuanya mari kita melangkah ke depan untuk menuju yang baik lagi. Tolong jangan sebarkan berita yang justru membuat rakyat menjadi bingung," kata SBY.

Dalam rapat itu hadir semua menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, Jaksa Agung Hendarman Supandji dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso. (dtc)

Selasa, Juni 24, 2008

Alia Sabur Profesor Termuda di Dunia





Ini dia profesor termuda di dunia. Usianya baru 19 tahun, namun wanita ini telah mencetak rekor dunia sebagai profesor paling muda dalam sejarah.

Dialah Alia Sabur asal Northport, New York, AS. Wanita satu ini memang luar biasa. Dia mulai bicara dan membaca ketika masih berumur 8 bulan! Alia menyelesaikan pendidikan SD pada usia 5 tahun.

Dia kemudian masuk kuliah pada umur 10 tahun. Dan pasa umur 14 tahun, Alia meraih gelar sarjana sains dalam bidang matematika aplikasi dari Universitas Stony Brook, wanita paling muda dalam sejarah AS yang berhasil melakukannya.

Pendidikan Alia berlanjut ke Universitas Drexel dan meraih gelar M.S. dan Ph.D. dalam sains dan engineering.

“Saya benar-benar senang mengajar,” kata Alia seperti dilansir MSNBC, Sabtu (26/4). “Ini hal di mana Anda bisa membuat perberdaan. Ini bukan cuma apa yang bisa Anda lakukan, tapi Anda bisa membuat banyak orang menjadi berbeda,” imbuh wanita muda itu.

Dikatakan Alia, yang ingin dilakukannya hanyalah membagi semua yang telah dipelajarinya. “Saya merasa saya bisa membantu banyak orang,” tuturnya.

Selain prestasi akademiknya yang mengagumkan, Alia juga merupakan pemain musik dan pemegang sabuk hitam olahraga bela diri taekwondo.


Alia Sabur, a 14-year-old Long Island, N.Y., native has enrolled at Drexel University's College of Engineering to pursue a doctoral degree in mechanical and electrical engineering. She is the youngest Ph.D. student in the nation. A summa cum laude graduate of Stony Brook University with a bachelor of science degree in applied mathematics, Sabur will study and research nano-photonics.

"Alia was recruited by the most competitive graduate schools in the country. She is a tremendous addition to our rapidly growing program," said Selçuk Güçeri, dean of the Drexel's College of Engineering. "She is a fast learner and a creative thinker."

A clarinet-playing musical prodigy, Sabur hopes to take advantage of many of Philadelphia's cultural offerings, including studying with Ricardo Morales, the principal clarinetist with the Philadelphia Orchestra. Sabur started
playing the clarinet at 11. She is also a black belt in Tae Kwon Do.

"I look forward to playing in my Philadelphia concert debut at Drexel with Dr. Güçeri, who is an excellent pianist," she said.

Güçeri was Sabur's major contact during the recruitment process. "Dr. Güçeri," she said, "is an excellent recruiter and scientist and pianist. Drexel has a great graduate engineering program and is involved in exciting research."

Sabur is the daughter of Julie and Mark Sabur. She began talking when she was eight months old, reading full novels when she was two and writing at two and a half. She completed her K-6 curriculum by the end of her first year in school and began her undergraduate studies at Stony Brook in the fall of 1999.


Dari Berbagai Sumber.

-Document.