Oleh: Ustad Arifin Ilham/Republika
Waktu bergerak dan terus berputar. Malam berganti dan siang kembali menjelang. Begitu seterusnya, hingga fase alam dunia ini berakhir. Tentu tidak ada yang bisa menahan gerak sunatulah-Nya ini.
"Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berilmu." (QS Ali Imran [3]: 190).
Tiap kali terjadi pergantian dari malam ke siang atau sebaliknya, maka bagi mereka yang beriman kepada Allah, pasti akan menyambutnya dengan panggilan salat. Saat peralihan dari malam ke siang bukankah kita disambut dengan salat Subuh. Saat peralihan dari siang ke malam kita disambut dengan salat Zuhur, Asar, Maghrib dan Isya. Bahkan pada tengah malam saat penghuni bumi terlelap dalam tidurnya, mereka para perindu-Nya berdiri menegakkan salat, rukuk dan sujud kehadirat Allah Rabbul 'Izzah.
Orang yang beriman pasti merindukan suara azan yang bersahutan dari berbagai masjid dan mushala. Karena, tidak ada alunan suara yang berhenti memenuhi ruang semesta di negeri ini selain azan.
Selama 24 jam azan akan terus berkumandang menjelajah ke seluruh bumi ini. Dari Papua hingga Aceh, terus berlanjut hingga berbagai negara dan benua. Belum selesai kumandang azan zuhur di benua Amerika, azan Subuh sudah kembali menyapa Papua.
Tanpa kita sadari para muazin di seluruh penjuru dunia ini tak henti-hentinya bersahutan mengumandangkan azan. Suara azan Zuhur seolah meredam teriknya sinar sang surya. Suara azan Asar bercampur dengan sinar mentari yang menghangat dan tiupan angin yang sepoi. Suara azan Maghrib yang lantang, mengajak melepas penatnya hari. Suara azan Isya, membawa kehangatan ketika malam mulai beranjak dingin. Sementara suara azan Subuh memecah keheningan dan membangunkan kesadaran.
Semua panggilan azan ini bertujuan mengingatkan penghuni bumi yang beriman kepada Allah untuk tegak dengan shalatnya. Mengingat Allah sebanyak-banyaknya dan mengajak manusia untuk tidak terlelap dan lupa pada kesibukan dan keasyikan dunia. Menyeru manusia untuk tidak tersesat dalam kegelapan dunia dan kebuntuan akhirat.
Perhatikanlah lafaz-lafaz azan yang sering kita kumandangkan itu. Betapa tingginya kekuatan azan dan betapa indah kata-katanya. Kata-kata itu dengan seluruh kekuatannya terus-menerus mengingatkan kita akan palsunya segala klaim keduniawian. Di bumi dan di langit hanya ada satu Tuhan yang pantas disembah dan diikuti ajaran-Nya.
Ketahuilah, azan bukan semata panggilan muazin, tetapi panggilan Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Coba simak ulang lafaz azan. Ternyata yang dipanggil "Hayya 'alash shalah" adalah yang bersyahadat. Artinya, mereka yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah; tidak ada ajaran yang dapat membahagiakan kecuali ajaran yang dibawa utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Mereka yang tidak bersyahadat tidak dipanggil.
Sementara panggilan itu dalam rangka "al-falaah," meraih kesuksesan dunia akhirat. Inilah yang membuat orang-orang beriman selalu bahagia mendengar dan memenuhi panggilan setiap kumandang azan.
Jumat, Agustus 05, 2011
Kamis, Agustus 04, 2011
Perhatian Buruk! Warga Perbatasan Ancam Kibarkan Bendera Malaysia
TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Ancaman yang dilontarkan warga Desa Mungguk Gelombang, Ketungau Tengah, Sintang, untuk mengibarkan bendera Malaysia membuat aparat di daerah tersebut langsung sibuk.
Bupati Sintang Milton Crosby mengadakan rapat tertutup, Rabu (3/8/2011), bersama Wakil Bupati Ignasius Juan, Kapolres Sintang AKBP Firly R Samosir, Dandim Sintang Letkol G Amin Y, serta Danyon 642 Sintang Amin Taufik.
Usai rapat dengan petinggi Polri dan TNI, Bupati kemudian mengundang beberapa pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi persoalan tersebut.
Ancaman warga Desa Mungguk Gelombang, Ketungau Tengah, untuk mengibarkan bendera Malaysia di desa mereka, dilansir oleh MetroTV, Selasa (2/8/2011).
Diberitakan, warga setempat kesal karena pemerintah tak memperhatikan kondisi infrastruktur di perbatasan. Misalnya, kerusakan jalan yang sudah didera bertahun-tahun, tapi tak juga diperhatikan. Mereka juga mengeluhkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Kepala Desa Mungguk Gelombang, Yusak, pemerintah Malaysia sudah bertahun-tahun membantu menyediakan sarana dan prasarana air bersih bagi mereka. Akibatnya, warga lebih berempati pada negeri tetangga dari pada negeri sendiri.
Warga juga mengaku berulang kali mendengar kabar tinjauan dan pencairan dana pembangunan. Namun, mereka sama sekali belum pernah menikmati kemajuan pembangunan dan kesejahteraan.
Selain itu, sarana transportasi jalan yang rusak harus membuat warga bertumpu melalui jalur air. Sementara Pemkab Sintang dan Pemprov Kalbar mengaku mengaku hanya mempunyai dana terbatas.
Warga pun mengancam akan mengibarkan bendera Malaysia, apabila tuntutan dan perhatian bagi mereka tak jua dipenuhi.
Pernyataan Yusak yang juga disiarkan oleh MetroTV itu langsung direspon pemerintah pusat, termasuk di antaranya Mabes Polri dan TNI.
Hasil Rapat
Pertemuan tertutup antara Bupati Milton Crosby, Wakil Bupati Ignasius Juan, Kapolres Firly R Samosir, Dandim G Amin Y, serta Danyon 642 Amin Taufik, menghasilkan beberapa agenda kerja.
Pertama, Wakil Bupati Ignasius Juan bersama TNI dan Polri akan melakukan upacara pengibaran bendera Merah Putih di perbatasan pada 17 Agustus 2011, bertepatan dengan HUT RI.
Kedua, ke depan pemerintah, Polri, dan TNI akan melakukan pembinaan melalui dialog dengan masyarakat untuk mencari tahu apa persoalan yang dihadapi.
Ketiga, menyampaikan hasil dialog antara warga dan pemerintah kepada pemerintah pusat, dan atasan masing-masing institusi, terhadap beberapa keluhan yang disampaikan masyarakat perbatasan.
Keempat, memberikan pengobatan gratis kepada warga, sambil melakukan pembinaan dan dialog.
Bupati Milton Crosby berharap masyarakat yang ada di wilayah perbatasan dapat lebih sabar untuk menunggu pembangunan dari pemerintah. Kata dia, belum adanya pembangunan bukan berarti pemerintah tidak perduli.
"Kita memang masih mengalami keterbatasan anggaran, namun kita terus berusaha untuk memperjuangkan pembangunan di wilayah perbatasan," kata Bupati.
Bupati tidak menampik insfrastruktur di perbatasan masih belum memadai. Akan tetapi, tidak benar jika sampai saat ini dikatakan tidak ada pembangunan sama sekali yang dilakukan pemerintah.
"Bahkan, wilayah perbatasan ini selalu menjadi prioritas. Hanya memang semuanya tidak bisa instan, melainkan butuh proses, karena sesuai dengan kemampuan kita," kata Bupati.
Pemkab, kata Bupati, sudah sering kali mengusulkan pembangunan kepada pusat. Namun, karena banyak daerah yang memerlukan pembangunan, maka dana yang terbatas itupun harus dibagi-bagi.
Bupati Sintang Milton Crosby mengadakan rapat tertutup, Rabu (3/8/2011), bersama Wakil Bupati Ignasius Juan, Kapolres Sintang AKBP Firly R Samosir, Dandim Sintang Letkol G Amin Y, serta Danyon 642 Sintang Amin Taufik.
Usai rapat dengan petinggi Polri dan TNI, Bupati kemudian mengundang beberapa pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi persoalan tersebut.
Ancaman warga Desa Mungguk Gelombang, Ketungau Tengah, untuk mengibarkan bendera Malaysia di desa mereka, dilansir oleh MetroTV, Selasa (2/8/2011).
Diberitakan, warga setempat kesal karena pemerintah tak memperhatikan kondisi infrastruktur di perbatasan. Misalnya, kerusakan jalan yang sudah didera bertahun-tahun, tapi tak juga diperhatikan. Mereka juga mengeluhkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Kepala Desa Mungguk Gelombang, Yusak, pemerintah Malaysia sudah bertahun-tahun membantu menyediakan sarana dan prasarana air bersih bagi mereka. Akibatnya, warga lebih berempati pada negeri tetangga dari pada negeri sendiri.
Warga juga mengaku berulang kali mendengar kabar tinjauan dan pencairan dana pembangunan. Namun, mereka sama sekali belum pernah menikmati kemajuan pembangunan dan kesejahteraan.
Selain itu, sarana transportasi jalan yang rusak harus membuat warga bertumpu melalui jalur air. Sementara Pemkab Sintang dan Pemprov Kalbar mengaku mengaku hanya mempunyai dana terbatas.
Warga pun mengancam akan mengibarkan bendera Malaysia, apabila tuntutan dan perhatian bagi mereka tak jua dipenuhi.
Pernyataan Yusak yang juga disiarkan oleh MetroTV itu langsung direspon pemerintah pusat, termasuk di antaranya Mabes Polri dan TNI.
Hasil Rapat
Pertemuan tertutup antara Bupati Milton Crosby, Wakil Bupati Ignasius Juan, Kapolres Firly R Samosir, Dandim G Amin Y, serta Danyon 642 Amin Taufik, menghasilkan beberapa agenda kerja.
Pertama, Wakil Bupati Ignasius Juan bersama TNI dan Polri akan melakukan upacara pengibaran bendera Merah Putih di perbatasan pada 17 Agustus 2011, bertepatan dengan HUT RI.
Kedua, ke depan pemerintah, Polri, dan TNI akan melakukan pembinaan melalui dialog dengan masyarakat untuk mencari tahu apa persoalan yang dihadapi.
Ketiga, menyampaikan hasil dialog antara warga dan pemerintah kepada pemerintah pusat, dan atasan masing-masing institusi, terhadap beberapa keluhan yang disampaikan masyarakat perbatasan.
Keempat, memberikan pengobatan gratis kepada warga, sambil melakukan pembinaan dan dialog.
Bupati Milton Crosby berharap masyarakat yang ada di wilayah perbatasan dapat lebih sabar untuk menunggu pembangunan dari pemerintah. Kata dia, belum adanya pembangunan bukan berarti pemerintah tidak perduli.
"Kita memang masih mengalami keterbatasan anggaran, namun kita terus berusaha untuk memperjuangkan pembangunan di wilayah perbatasan," kata Bupati.
Bupati tidak menampik insfrastruktur di perbatasan masih belum memadai. Akan tetapi, tidak benar jika sampai saat ini dikatakan tidak ada pembangunan sama sekali yang dilakukan pemerintah.
"Bahkan, wilayah perbatasan ini selalu menjadi prioritas. Hanya memang semuanya tidak bisa instan, melainkan butuh proses, karena sesuai dengan kemampuan kita," kata Bupati.
Pemkab, kata Bupati, sudah sering kali mengusulkan pembangunan kepada pusat. Namun, karena banyak daerah yang memerlukan pembangunan, maka dana yang terbatas itupun harus dibagi-bagi.
Langganan:
Postingan (Atom)